Salsabila: Meski Sering Cidera, Tapi Prestasinya Aduhay

BANDARLAMPUNG 9 APRIL 2023

--- Nama lengkapnya, Salsabila Widiyanto, tapi panggilannya Icha. Sekilas tidak nyambung sama sekali, tapi ya itulah sebuah nama panggilan yang ternyata punya banyak alasan.

Yang jelas nama itu merupakan perpaduan antara nama sang ayah Suyanto dan ibu, Endang Widiastuti.

Icha, gadis berhijab yang ternyata menekuni olahraga yang cukup banyak gerak yakni Kungfu. Kalau ingat Kungfu, pasti terbayang film Bruce Lee. Bagaimana seorang wanita dengan beladiri Kungfu.

Tapi jangan membayangkan yang terlalu jauh, karena Kungfu di sini adalah jenis olahraga beladiri yang lebih banyak untuk unsur pertandingan atau perlombaan baik tingkat daerah maupun nasional bahkan internasional.

Bagi Icha, memilih cabang olahraga ini, menurutnya karena Kungfu berbeda dengan olahraga yang lainnya. “Kungfu itu unik dan luas cakupannya, tidak hanya atlet saja yang bisa bermain kungfu akan tetapi masyarakat luas pun jika ingin belajar tentu bisa pastinya. Dan kelebihannya, Kungfu juga tidak memandang usia. Semua bisa main,” kata Mahasiswi Smester VI Universitas Muhammadiyah Metro itu.

Awalnya memilih menjadi atlet Kungfu ini sejak SD kelas 4 di Metro. “Tapi sempat vakum 4 tahun, lalu memutuskan ikut kembali saat SMK kelas 1 sampai sekarang. Dan mulai latihan seriusnya pada tahun 2017, dengan pelatih Laoshi Abidzar dan Laoshi Kiki,” tambah penyuka musik Pop, Akustik, Indie ini.

Tanpa ada bakat yang bagus, bukan hal yang mudah untuk belajar Kungfu dengan berbagai kelas yang dimainkan. Perlu waktu yang panjang agar bisa menampilkan berbagai jurus dengan tepat dan bernilai tinggi.

Tapi bagi penggemar warna hitam dan kuning serta warna-warna kalem (soft) ini belajar serius adalah kunci dari semua keberhasilan yang kemudian diraihnya. Dia menekuni tiga kelas berbeda yakni Taiji, Kipas dan Pudao.

Pertama kali turun dalam arena pertandingan Kungfu pada Kejurda Kungfu Lampung 2017. Dan dari sini karirnya terus meningkat tajam, bahkan para Pekan olahraga Provinsi Lampung 2017, Icha sudah mengoleksi 2 medali emas yang kala itu Icha membela Kota Metro.


Sering Cidera

Namun perjalanan karirnya di Kungfu tidak sepenuhnya mulus, karena gadis manis penyuka buah-buahan ini sering tertimpa cidera.

“Iya aku terhitung sering cidera memang. Terhitung ada lima kali mengalami cidera yakni lutut, pinggang, pinggul dan bahu. Tapi Alhamdulillah semua mulai membaik dan masih proses untuk terus terapi di Lampung Sport Healthy Center. Dan cidera ini tidak mudah penembuhannya, tapi Alhamdulillah tetap bisa tampil, meskipun agak mengganggu,” ujar pengagum atlet Kungfu Lindswell Kwok ini.

Lindswell Kwok adalah “Ratu Kungfu Indonesia” peraih beberapa medali emas Kungfu di kejuaraan dunia dan kejuaraan tingkat dunia lainnya sepanjang tahun 2008-2018.

Meski sering cidera, namun Icha termasuk yang gigih dalam soal latihan, bahkan harus mondar mandir ke Bandarlampung dari rumahnya di Hadimulyo Timur, Metro pusat, Kota Metro untuk terus menimba ilmu Kungfunya.

“Tapi Alhamdulillah semua bisa berjalan hingga sekarang, dulu latihannya di Metro, kemudian Metro sempat off, jadi saya latihan ke Bandarlampung setiap weekend. Kalau saat ini saya latihannya weekdays sudah di Metro lagi dan Weekend tetap ke Bandarlampung.” Ungkap praktisi Taiji ini.

Dalam kesempatan ini Icha juga berbagi suka dan duka di Kungfu. Pengalaman paling menyenangkan pada saat Kejuaraan Nasional seru banget, karena kan kita semua atlet kumpul di satu event itu, jadi banyak kenalan baru juga. Ditambah lagi kalo kita bisa bawa pulang medali, waah bener-bener terbayarkan rasa lelah latihan selama ini,” ungkapnya sambil berseri wajahnya.

Namun ada juga pengalaman paling menyedihkan di olahraga ini yakni waktu cidera. “Itu bener-bener sedih banget rasanya. Karena harusnya bisa tampil maksimal tapi karena keterbatasan cidera jadi kurang maksimal.” Ujar gadis yang bercita-cita jadi usahawan itu.

Bagi Icha.olahraga Kungfu itu banyak manfaatnya. “Tidak hanya banyak prestasi yang saya dapatkan, akan tetapi kesehatan serta kebugaran untuk diri sendiri pun saya merasakannya. Dengan background fisik yang mudah lelah pada saat dulu, semenjak ikut serta dalam olahraga Kungfu, fisik saya  menjadi lebih baik,” tambahnya.

Tantangan saat tanding menurut Icha adalah rasa percaya diri dari diri sendiri atau penguatan mental yang harus dikuatkan selain performa atlet ketika bertanding.

Ini beda dengan tantangan saat latihan. “Cukup banyak yaa. Salah satunya adalah latihan ketika sudah terkena cidera. Karena recovery pasca cidera bisa dibilang butuh waktu yang tidak sebentar, itu sangat mempengaruhi target latihan atau progres latihan itu sendiri,” ungkapnya.

Namun sangat beruntung, selama ini karirnya di olahraga Kungfu mendapat dukungan dari orang tua dari tempat dia belajar.

“Alhamdulillah Seluruh keluarga saya sangat mendukung hal yang saya lakukan dan tekuni saat ini di bidang kungfu. Buktinya dulu pada saat awal latihan sering diantar, ditemani pada saat proses latihan, kemudian mensupport segala keperluan dari pakaian hingga senjata untuk bertanding,” tutur Icha mengenang.

Lalu dari pihak universitas juga memberikan beasiswa prestasi non akademik berupa potongan UKT pada setiap semesternya. “Ini bentuk dukungan konkritnya,” ujarnya.

Dari hasil kerja kerasnya sejak enam tahun lalu, ini beberapa koleksi juara pada berbagai iven yang diikutinya.

Data Prestasi :

1. 2 Medali Emas (Porprov Lampung 2017)

2. Juara 3 Baguazhang Junior A  (First Bali Kungfu International Championships 2018)

3. 2 Medali Emas (Lampung Kungfu Festival - babak kualifikasi FORNAS 2021) pada 2020.

4. Juara 1 Tangan Kosong Senior B putri (Kejuaraan Nasional Kungfu Tradisional Online 2020)

5. 1 Medali Perak dan 1 medali Perunggu (Kejurnas Kungfu Indonesia Online 2021)

6. 1 Emas dan 2 Perunggu (FORNAS 2021 Palembang 2022)

7. Medali Emas, Perak dan Perunggu pada Porprov Lampung 2022

8.  2 Medali Emas pada Kejurnas AKTI 2022.

“Mohon do’anya, saya akan terus mengembangkan diri dan latihan semampunya untuk terus meraih prestasi di masa datang. Dan tentu target di Fornas VII di Bandung Jawa Barat nanti, saya memasang target medali emas untuk dipertahankan. Mohon doanya,” kata Icha. (don)